Perpustakaan Sekolah Masa Depan
Selasa, 8 Mei 2012 by Bambang | Artikel Perpustakaan |
|
Masyarakat
telah mengenal perpustakaan sebagai bagian integral dari proses pembelajaran
dan pendidikan. Kedudukan dan fungsi perpustakaan menempati posisi yang
strategis dan berperan sebagai fasilitator pembelajaran sepanjang hayat.
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan
karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi dan rekreasi bagi
para pemustaka. Implementasi dari perpustakaan tersebut sebagai sebuah
institusi layanan publik tentang keinformasian dan pembelajaran adalah
terciptanya berbagai jenis perpustakaan yang disesuaikan dengan segmen
masyarakat atau pemustaka perpustakaan itu sendiri. Dari tingkat pusat maupun
daerah serta lembaga pemerintah dan swasta, terdapat berbagai jenis
perpustakaan yang telah dikenal oleh masyarakat luas diantaranya adalah
perpustakaan nasional, perpustakaan daerah, perpustakaan perguruan tinggi,
perpustakaan sekolah, perpustakaan khusus, dan perpustakaan masjid atau
tempat ibadah lainnya. Namun demikian pemanfaatannya ternyata masih jauh dari
harapan. Perpustakaan sekolah misalnya masih dipandang sebelah mata oleh
berbagai pihak. Padahal perpustakaan sekolah memiliki posisi yang strategis
sebagai mitra proses transfer ilmu pengetahuan antara siswa dan guru
disekolah. Seringkali perpustakaan sekolah hanya dijadikan “pemanis
pendidikan” dengan slogan “perpustakaan adalah jantungnya pendidikan” tanpa
adanya tindakan implementasi hakikat jantung pendidikan yang semestinya.
Berbagai
alasan klasik menyertai layanan perpustakaan sekolah menyangkut tidak adanya
anggaran dari sekolah untuk perpustakaan, ruang perpustakaan yang hanya
dijadikan gudang buku semata, SDM atau pustakawan yang melayani pemustaka
tidak memiliki latar belakang ilmu perpustakaan, tumpang tindihnya kewenangan
antara guru dan pustakawan dalam proses pengelolaan perpustakaan, bahkan ada
siswa sekolah yang ditugaskan sebagai “penjaga” perpustakaan yang melayani
siswa berkunjung keperpustakaan sekolah. Keterbatasan sarana prasarana
perpustakaan dan koleksi, serta buruknya manajemen pengelolaan perpustakaan
sekolah semakin menjauhkan siswa berkunjung keperpustakaan sekolah. Dengan
keadaan tersebut tentunya perpustakaan sekolah hanya sebagai pelengkap
pendidikan yang tidak memiliki kempuan dalam menjembatani proses transfer
ilmu pengetahuan kepada siswa sekolah.
Keaadaan
ini menjadi ironi proses pendidikan disekolah yang sejatinya menciptakan
generasi penerus yang cerdas, unggul dan berbudaya. Memang kewenangan
perpustakaan sekolah bukan sebagai aktor utama dalam menciptakan generasi
penerus yang cerdas, kewenangan ini ada ditangan pendidik atau guru yang
memiliki kapabilitas dan profesionalitas sesuai dengan bidang keahlian
masing-masing. Perpustakaan sekolah hanya sebagai penunjung yang menyediakan
berbagai macam sumber rujukan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan
intelektual bagi siswa sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan mitra guru
sekaligus sebagai mitra siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Yang
perlu dilaksanakan adalah menguatkan peran perpustakaan sekolah dengan
merubah paradigma bentuk layanan dan manajemen informasi perpustakaan sekolah
sesuai dengan visi dan misi lembaga dan sebagai tempat belajar sepanjang
hayat.
Perpustakaan
Sekolah Masa Depan
Salah
satu ciri utama perpustakaan masa depan adalah terintegrasinya komponen
layanan perpustakaan yang meliputi manjemen koleksi, sarana prasarana, SDM,
kewenangan, kerja sama, promosi, jasa layanan prima yang bersinergi dengan
perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi dan
komunikasi merupakan keharusan bagi perpustakaan sekolah yang lebih
mementingkan pada hakikat layanan prima kepada pemustaka. Amanat UU
Perpustakaan No 43 tahun 2007 menjelaskan bahwa koleksi perpustakaan
diseleksi, diolah, disimpan, dilayankan, dan dikembangkan sesuai dengan
kepentingan pemustaka dengan memperhatikan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi.
Sedangkan
dari aspek layanan perpustakaan, bahwa setiap perpustakaan mengembangkan
layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi. Layanan perpustakaan dengan basis teknologi informasi dan
komunikasi merupakan keniscayaan bagi perpustakaan sekolah yang sejalan
dengan perkembagan ilmu pengetahuan yang semakin komplek dan menuntut
kreatifitas mencari rujukan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari
sumber informasi global.
Sangatlah
jelas UU Perpustakaan mengatur bentuk layanan perpustakaan yang lebih
menitikberatkan pada aspek layanan prima, sumber koleksi, pemustaka,
pustakawan serta perangkat teknologi informasi dan komunikasi sebagai
komponen utama membentuk perpustakaan sekolah masa depan. Perpustakaan
sekolah masa depan dapat terlaksana dengan melakukan kegiatan implementasi
sebagai kegiatan keseharian diperpustakaan sekolah dengan tahap kegiatan
sebagai berikut: pertama, manajemen koleksi perpustakaan harus
dianalisa dari mulai tahap pengadaan koleksi yang akan dilayankan kepada
pemustaka perpustakaan sekolah. Cara lama pengadaan koleksi yang menggantungkan
dari koleksi hibah harus dibenahi oleh pustakawan, guru, kepala sekolah dan
komite. Artinya bahwa peran komponen tersebut yang lebih maksimal dalam
proses pengadaan koleksi diperpustakaan sekolah. Logika proyek pengadaan
koleksi harus ditinggalkan karena menimbulkan kerancuan siapa yang harus
bertanggung jawab dalam proses pengadaan koleksi. Kesesuaian tema pokok
koleksi pelajaran yang seharusnya diadakan dengan menambah, membandingkan
kuota jumlah koleksi berbanding jumlah siswa untuk koleksi pelajaran pokok,
pelajaran penunjang, ataukah sebagai koleksi pengayaan seringkali terabaikan
apabila logika proyek yang dikedepankan. Bukan berarti perpustakaan antipati
terhadap program BOS dan DAK (dana alokasi khusus) untuk perpustakaan, tetapi
pihak sekolah yang seharusnya diajak bekerja sama dalam kegiatan tersebut
dengan komite sekolah sebagai lembaga pengawas. Langkah berikutnya adalah
kegiatan administratif perpustakaan yang dikerjakan oleh pustakawan yang
memiliki kompetensi dalam bidang ilmu perpustakaan mulai dari kegiatan
inventarisasi koleksi, katalogisasi dan klasifikasi, inputting data
ke database perpustakaan, pembuatan kelengkapan koleksi
meliputi penempelan label nomor panggil koleksi, penempelan barcode,
penempelan slip tanggal kembali, dan penempatan koleksi di rak perpustakaan
berdasarkan aturan yang baku dan alfabetis.
Manajamen
koleksi perpustakaan sekolah masa depan pun menuntut kreatifitas dari pihak
pustakawan untuk melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk menambah
jumlah koleksi baik dari segi kualitas dan kuantitas koleksi. Perpustakaan
sekolah dapat bekerja sama dengan pihak Corporate Social
Responsibility perusahaan yang peduli dengan pendidikan.
Kedua adalah sarana prasarana perpustakaan
sekolah yang harus disesuaikan dengan kondisi dan keinginan pemustaka.
Pemusta perpustakaan sekolah adalah siswa, guru dan karyawan yang selalu
menginginkan bentuk layanan maksimal perpustakaan dalam mendapatkan informasi
yang aktual. Sarana prasarana harus bersinergi dengan perangkat IT sebagai
tulang punggung perpustakaan sekolah. Bukan saatnya lagi perpustakaan sekolah
selalu mempermasalahkan sarana prasarana utama yang ada diperpustakaan
seperti almari katalog, mebeler untuk tamu, katersediaan kartu katalog dan
perkakas “mainstrem” perpustakaan. Bukankan sarana tersebut sudah terwakilkan
dengan adanya seperangkat komputer yang lebih familier bagi siswa? Bahkan
saat ini telah berkembang perpustakaan dunia maya yang memungkinkan pemustaka
menelusur informasi kapanpun dan dimanapun.
Ketiga adalah
SDM dan kewenangan pengelolaan perpustakaan sekolah. SDM perpustakaan sekolah
adalah pustakawan yang memiliki integritas dan kapabilitas sebagai seorang
penyaji informasi. Perpustakaan sekolah masa depan menuntut pustakawan yang
berdedikasi pada bidangnya dan memiliki kreatifitas memberikan layanan
terbaik kepada pemustaka. Sedangkan kewenangan pustakawan perpustakaan
sekolah adalah yang bertanggung jawab sepenuhnya dalam proses manajemen
pengelolaan perpustakaan. Pustakawan memiliki hak otonom untuk mengatur,
mengelola, mengolah koleksi cetak dan elektronik, memberikan layanan maksimal
tanpa harus dibebani kegiatan lain yang terkadang ditambah beban kerja oleh
pihak sekolah dalam urusan tata usaha administrasi sekolah. Kewenangan guru
kelas yang biasanya sebagai penanggung jawab perpustakaan sekolah pun harus
dikelola kewenagannya sedemikian rupa. Konsep the right man and the
right placemenjadi acuan untuk menciptakan bentuk layanan informasi
maksimal kepada pemustaka. Posisi guru sebagai penanggung jawab perpustakaan
sekolah adalah sebagai fasilitator sekaligus sebagai komunikator pustakawan
kepada kepala sekolah atau komite sekolah dalam membuat program kerja untuk
layanan maksimal kepada pemustaka.
Keempat kerja
sama, promosi dan jasa layanan prima. Perpustakaan sekolah masa depan
memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak untuk melaksanakannya.
Pustakawan yang bertangung jawab dalam pengelolaan perpustakaan harus
menjalin kerja sama dengan guru, kepala sekolah, komite sekolah, serta
pihak-pihak lain yang peduli dengan perpustakaan sekolah. Kemampuan
pustakawan sekolah dalam bernegosiasi, berkomunikasi dan melaksanakan
kegiatan promosi jasa layanan perpustakaan menjadi keharusan yang tidak bisa
ditinggalkan. Perpustakaan sekolah akan berjalan dengan baik apabila terdapat
komunikasi dan kerja sama antar lembaga yang memiliki peran dan kewenangan
sesuai dengan bidangya. Dengan demikian apabila antar komponen tersebut
terjalin kerja sama yang baik akan meningkatkan performa layanan prima
sebagai tolak ukur keberhasilan layanan perpustakaan sekolah.
Kelima adalah
sinergi antara perpustakaan sekolah dengan perangkat teknologi informasi dan
komunikasi. Aspek kemudahan layanan informasi perpustakaan menjadi landasan
utama dalam penerapan TI untuk perpustakaan. Kegiatan-kegiatan manual yang
cenderung menghambat produktifitas dapat diminimalisir dengan bantuan
teknologi informasi tersebut. Hebatnya teknologi informasi dan komunikasi ini
sangat umum digunakan oleh siapapun termasuk juga untuk pustakawan dan
pemustaka. Perpustakaan tinggal mengaplikasikan teknologi tersebut dalam kegiatan
keseharian perpustakaan sekolah.
Perpustakaan
sekolah masa depan sudah seharusnya menjadi tujuan utama bagi perpustakaan
sekolah dari tingkat dasar, menengah dan atas. Tulang punggung perpustakaan
sekolah masa depan adalah perangkat teknologi informasi dan komunikasi yang
diaplikasikan untuk kegiatan kerumahtanggaan perpustakaan sekolah. Kecepatan
layanan prima, promosi, kerja sama, integritas pustakawan dan kewenangan
dalam mengembangkan perpustakaan sekolah sebagai indikator perpustakaan
sekolah berperan dalam proses pendidikan sepanjang hayat. Fitrah pustakawan
masa depan adalah menjadi penyaji informasi kepada pemustaka dan kepada
masyarakat luas. Semoga.
|
0 komentar:
Posting Komentar